Senin, 17 Februari 2014

Pendakian Gunung Ciremai




Sabtu, 23 Nopember 2013



Waktu menunjukkan jam 01.00 WIB. Ketika terdengar teriakan “Cikijing-Cikijing”… Akhirnya… setelah mengunggu kurang lebih 30 menit datang juga angkutan umum ‘minibus Elf’ jurusan Bandung-Cikijing, tanpa membuang waktu saya langsung menaiki angkutan tersebut… Selanjutnya minibus elf itu melaju meninggalkan Terminal Leuwipanjang dan berkeliling ke beberapa Pasar di Kota Bandung untuk mencari & menjemput penumpang. Kurang lebih jam 03.00 minibus elf tersebut mulai memasuki tol Padaleunyi menuju Cileunyi dan melesat menuju Cikijing Kabupaten Majalengka.

Kurang lebih jam 05.00 saya tiba di Terminal Maja, begitu turun seorang tukang ojek langsung menghampiri dan menawarkan jasanya untuk mengantar ke Buper Berod yaitu titik awal Pendakian Gunung Ciremai melalui Jalur Apuy, saya tidak menolak tapi saya katakan padanya bahwa saya harus membeli sarapan terlebih dahulu… Tukang ojek itu langsung menunjukan sebuah warung makan yang berada di tengah terminal tersebut.

Sepiring nasi kuning lengkap telah habis disantap, selanjutnya dengan menggunakan jasa ojek tadi saya mulai melaju menuju Pos I Jalur Pendakian Gunung Ciremai, namun sebelum tiba di pos tersebut terlebih dahulu sy melakukan registrasi dan mengisi Simaksi di pos pendaftaran pendakian. Pada awalnya petugas jaga tidak memberikan izin pendakian karena saya hanya seorang diri, tetapi setelah diyakinkan dan setelah mereka memeriksa perlengkapan yang saya bawa akhirnya izinpun diberikan dengan catatan khusus tentunya…

Jam 6.25 saya tiba di Pos I-Buper Berod, kondisinya masih sepi, tidak seorangpun terlihat di tempat itu, padahal menurut informasi setiap akhir pekan tempat itu selalu ramai oleh pengunjung yang hendak berwisata ke Air Terjun Muara Jaya yang posisinya berada disekitar Buper Berod.






Setelah puas menikmati pemandangan di pos ini saya mulai melangkah menuju jalur pendakian yang posisinya berada di sebelah kiri. Jalur pendakian ini berupa jalan setapak dan kondisinya masih mendatar, setelah melewati jembatan kayu barulah jalur pendakian mulai menanjak. Vegetasi tumbuhan di sepanjang jalur Pos 1 menuju Pos 2 ini berupa semak belukar dan pohon pinus.

Kurang lebih jam 07.20 sy tiba di Pos 2 – Arban. Di Pos ini terdapat bangunan yang cukup luas dan dapat digunakan untuk berteduh atau beristirahat, sayangnya kondisi di dalam bangunan tersebut kotor oleh sampah yang mungkin ditinggalkan oleh para pendaki. Di pos ini saya beristirahat kurang lebih 10 menit.



Di jalur berikutnya antara Pos 2 menuju Pos 3 saya mulai memasuki vegetasi hutan yang cukup rapat, dan karena hari masih pagi serta cuaca mendung suasana di hutan pun agak gelap, terkadang jalan terlihat jelas namun sesekali kabut yang terbawa angin cukup mengurangi jarak pandang.
Suasana pagi yang masih sepi ini terasa sangat menenangkan… udara yang sejuk, kicau burung dan angin yang berhembus membawa gumpalan kabut membuat perjalanan ini semakin mengasikan…




Jam 8.21 saya tiba di Pos III – Tegal Masawa. Suasana masih dingin dan berkabut, namun tubuh ini sudah basah bermandikan keringat. Tak ada seorangpun yang terlihat, tak ada gelak tawa ataupun obrolan para pendaki, yang terdengar hanyalah kicauan burung dan bisikan angin yang berhembus… sungguh tenang dan damai terasa …..




Setelah sejenak berhenti di Pos 3 perjalanan pun dilanjutkan…, jalur antara Pos 3 dan Pos 4 relatif sama dengan jalur dari Pos 2 ke Pos 3 yaitu hutan yang cukup rapat oleh pepohonan yang sebagian sudah di tutupi lumut yang berwarna hijau… Sebelum tiba di Pos 4 terlebih dulu saya tiba di tanah datar yang cukup luas dan di atas pohon terdapat papan yang bertuliskan Pos III…, bukannya Pos 3 sudah saya lewati… mungkin ini kesalahan penempatan nama pos…




Jam 10.10 saya tiba di Pos IV – Tegal Jamuju, di pos ini saya beristirahat cukup lama, dan untuk menambah tenaga saya makan cemilan yang sudah disiapkan dari rumah. Setelah menghabiskan satu bungkus cemilan saya pun melanjutkan perjalanan…. Jalur dari Pos 4 menuju Pos 5 kondisinya agak sedikit terbuka, bahkan di beberapa tempat kita bisa memandang ke arah puncak dan ke arah kaki gunung. Beberapa batang pohon yang tumbang pun sempat menghalangi jalur pendakian, namun hal tersebut tidak terlalu menyulitkan.




Jam 11.20 tibalah saya di Pos V – Sanghyang Rangkah, pos ini adalah pos yang paling luas dibandingkan dengan pos-pos sebelumnya, di pos ini kita bukan hanya mendengar kicauan burung, tapi kita pun dapat melihat burung-burung tersebut berloncatan di ranting pohon.
Di pos ini kembali saya beristirahat cukup lama sambil mendengar dan melihat burung berloncatan serta menikmati belaian angin.




Perjalananpun dilanjutkan, selepas Pos 5 jalur yang dilewati mulai terbuka, tumbuhan yang mendominasi adalah semak belukar, tidak banyak terdapat pohon yang tinggi namun kita dapat menemukan banyak pohon yang tidak berdaun dan sebagian berwarna kehitaman seperti bekas terbakar, selain itu di jalur ini pun kita dapat menemukan pohon eidelwies. Sebelah kiri jalan setapak yang dilewati adalah berupa lembah, dan diatas pohon di dasar lembah tersebut saya melihat beberapa ekor monyet (lutung) berlarian masuk ke dalam rimbunnya pepohonan.

Sinar matahari yang mulai terik membuat pendakian ini semakin terasa berat hingga membuat saya harus berhenti melangkah setiap beberapa menit berjalan, bahkan di satu tempat dibawah pohon yang cukup rindang saya sempat beristirahat cukup lama karena kelelahan. Selanjutnya saya mulai memasuki jalur berupa bebatuan dan beberapa saat kemudian tibalah saya di persimpangan dimana terdapat penunjuk arah… ternyata ini adalah pertemuan antara jalur Apuy dengan jalur Palutungan.





Di jalur ini saya bertemu dengan 4 orang pendaki yang sedang beristirahat, mereka berasal dari Jakarta dan mendaki melalui jalur Palutungan. Setelah bertukar informasi saya melanjutkan perjalanan, jalan yang dilewati adalah berupa bekas aliran lahar beku dengan kemiringan kurang lebih 450,  kurang lebih jam 13.20 tibalah saya di sebuah tempat terbuka yang cukup luas dan terdapat plang bertuliskan Pos VI – Goa Walet.




Di Pos VI ini saya bertemu dengan rombongan pendaki lain yang berasal dari Bandung. Kami berbincang cukup lama sambil beristirahat melepas lelah, ternyata mereka naik sejak hari kemarin melalui jalur Apuy. Tidak lama kemudian datanglah rombongan pendaki yang tadi saya lewati dan mereka pun bergabung bersama kami. Setelah beristirahat cukup lama saya mulai mengeksploitasi daerah tersebut, dan ketika sedang berkeliling dari kejauhan terlihat dua orang pendaki sedang turun dari puncak Gunung Ciremai. Saya menghampiri kedua orang tersebut dan bertukar informasi tentang kondisi puncak Ciremai, dikatakan oleh dua orang tersebut bahwa puncak dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 20 menit tetapi kondisi puncak saat ini sangat berkabut, sehingga tidak disarankan untuk naik ke puncak sekarang.

Berdasarkan informasi tersebut, saya putuskan untuk menggelar tenda di Pos VI ini dan setelah melihat kondisi sekitar saya bersama dengan rombongan pendaki dari Jakarta memutuskan untuk memasang tenda agak turun kebawah di sebelah kanan Pos VI dengan pertimbangan jika terjadi hujan badai maka kami akan sedikit terlindungi oleh rimbunnya pohon eidelwies, sedangkan rombongan dari Bandung mendirikan tenda tepat di Pos VI.



Setelah tenda terpasang, bersama dengan rombongan dari Jakarta kami menuju Goa Walet yang berada beberapa meter di bawah Pos VI. Kondisi Goa Walet saat ini sangat basah oleh tetesan air dari langit-langit goa dan dari mata air yang terdapat didalam goa, hal ini terjadi karena saat ini sudah memasuki musim hujan, dan menurut informasi yang saya dapat dari Mbah Google jika musim kemarau mata air di goa ini kering dan tidak ada tetesan air dari langit goa.



Tidak terasa waktu sudah menunjukan jam 17.00, angin bertiup cukup kencang dan kabut menutupi wilayah ini sehingga jarak pandang menjadi sangat terbatas, beruntung saya mendirikan tenda terlindungi oleh rimbunnya pohon eidelwies sehingga angin tidak secara langsung bertiup ke arah tenda. Setelah menikmati makan malam dan segelas susu hangat saya pun masuk kedalam tenda untuk beristirahat.

Kurang lebih jam 20.00 terdengar suara obrolan yang cukup ramai dari Pos VI, dan setelah dilihat ternyata ada rombongan pendaki yang baru datang, mereka berasal dari Jakarta dan beranggotakan 21 orang, suasana yang tenang pun berubah menjadi ramai... :(


Minggu, 24 Nopember 2013

Waktu menunjukan jam 04.50 ketika saya terbangun oleh bunyi alarm dari HP. Sayapun langsung bersiap untuk melakukan pendakian ke puncak Ciremai. Dengan berbekal sebotol air minum bersama dengan rombongan dari Jakarta kami mendaki menuju puncak Ciremai, dan kurang lebih jam 05.20 kami tiba di Puncak Gunung Ciremai… Alhamdulillah



Suasana di puncak saat itu sangatlah dingin, angin bertiup cukup kencang dan kabut menutupi pandangan sehingga kita tidak dapat melihat ke arah kawah, suhu udara saat itu mencapai 90C. Selanjutnya kami berlima berjalan di bibir kawah ke arah kanan menuju jalur pendakian Linggarjati, dan ternyata suasana puncak di jalur pendakian Linggarjati lebih cerah sehingga kita dapat melihat dan memandang ke arah kawah dan sekelilingnya. Sungguh indah sekali… Di Puncak Ciremai saya bertemu dengan banyak pendaki lain, ada yang naik melalui Apuy, Palutungan maupun Linggarjati.




Setelah menikmati suasana Puncak Ciremai, kurang lebih jam 09.00 kami turun ke tenda masing-masing dan setelah menikmati sarapan saya pun mulai berkemas. Tepat pukul 10.00 saya berpamitan kepada rombongan dari Jakarta dan mulai perjalanan turun melalui jalur yang sama ketika naik yaitu jalur Apuy..., kembali menikmati kesendirian… berjalan menyusuri indahnya hutan Taman Nasional Gunung Ciremai… 



....suatu saat nanti aku akan kembali untuk menikmati indahnya alammu… indahnya Puncak Ciremai, indahnya Hutan Taman Nasional Gunung Ciremai….




Tags : Pendaki, Gunung, Pendaki Gunung, Mendaki Gunung, Gunung Ciremai, Mendaki Gunung Ciremai, jalur apuy, Pendakian Gunung Ciremai, mendaki sendiri, pendaki solo.

Terima kasih untuk :
- Allah SWT.
- Istri dan anak2ku yang selalu mendo'a-kan.
- Gunung Ciremai dengan keindahan alamnya.
- Rekan Pendaki dari Jakarta.
- Kang Adang dan Kang Wawan (Pos Pendaftaran Pendakian TNGC Jalur Apuy).


Catatan :
- Jalur Pendakian Gunung Ciremai jalur Apuy ini cukup menantang, jadi siapkanlah fisik dan mental.
- Sumber air ada di Pos I-Buper Berod dan di Pos VI-Goa Walet(jika musim hujan).
- Jangan merusak hutan dan jangan lupa agar sampah dibawa kembali.

Contak Person di Pos Pendaftaran Jalur Apuy: Kang Adang 085324965044, Kang Wawan 085323389885

 

14 komentar:

  1. 'setelah berhenti sejenak di pos III,...'
    padahal mah,
    'setelah selfie sejenak di pos III,...'
    hehehehe

    BalasHapus
  2. Bahasana kirang gaul nya neng. Abdi seueur ngariung na sareng sepuh... Hihihi....

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehee,,,henteu A,,,tos saeee,hehee
      maksad Na mah heurey.
      itu kalimatx hrsx "setelah popotoan sejenak di pos III,...."
      gituuh,hehehe

      Hapus
    2. Hehehe... abdina telat... :p

      Hapus
    3. keren bang naik sendiri , kalo klo dari jakarta bagusnya lewat jalur pendakian yang mana yah

      Hapus
    4. Maaf Yudi sy kurang tau trayek angkutan dari Jakarta menuju Gn. Ciremai.
      Menurut sy tergantung Yudi mau mengambil jalur pendakian yg mana.
      Sebagai gambaran jika ingin jalur pendakian yg agak landai tetapi panjang pilih Jalur Apuy. Jika ingin yg lebih menantang pilih Jalur Linggarjati.
      Selamat mendaki.... :)

      Hapus
  3. kang pami via apuy dr trminal maja bnyk angkot ga menuju basecamp? soalnya kita mau nanjak skitar 15 org dr bdg sm jkt
    nuhun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dari terminal Maja kita bisa naik mobil pick up untuk menuju Pos Pendaftaran dan bisa dilanjutkan ke Pos 1 (Buper Berod).
      Biasanya mobil pick up parkir di belakang Terminal Maja/deket pasar. Wilujeng nanjak Kang... :)

      Hapus
  4. Kang kira kira budget na sabarahanya? Abdi ti bandung, kira kira rombongan lebih ti 15 orang
    Sareng, lamun muncakna desemberan, kan tos masuk musim penghujan, saena via mana nya kang?

    Hatur nuhun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Upami naekna sasih Desember abdi ngarekomendasikeun naek via Apuy, kumargi jalurna teu patos netek.
      Upami perkawis budget tergantung pengaturan tim. Mung anu pasti ongkos elp kangge uah-uih tong kalangkung.... :)

      Hapus
  5. kang, namun ti leuwi panjang, ngantosan elf ka cikijing na di palih mana nya? sareng harga na saberaha namun elf na teh?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kapungkur mah abdi naek di luar Terminal Leuwipanjang, di parapatan/traficlight anu caket Terminal Leuwipanjangna. ongkosna upami teu lepat Rp. 35.000.

      Hapus
    2. Bang, gimana cara bilang ke petugas jaga biar diizinkan naik sendirian? Mohon pencerahannya

      Hapus
    3. Sy menyampaikan ke petugas jaga :
      1. Bukan pertama kali mendaki gunung;
      2. Puncak bukan tujuan utama, jika hanya bisa sampai pos dua kemudian tidak mampu melanjutkan maka akan berhenti dan turun kembali;
      3. Berjanji untuk tidak keluar dari jalur pendakian;
      4. Memperlihatkan peralatan dan perbekalan.

      Hapus