Rabu, 08 Oktober 2014

Pendakian Gunung Semeru







Setelah merencanakan dan mempersiapkan selama lebih dari dua bulan, akhirnya perjalanan ini pun dimulai....



Minggu, 25 Mei 2014 

Diawali dengan menumpang taksi dari Antapani menuju Stasiun Bandung sehingga tepat pukul 14.30 WIB tiba di Stasiun Bandung dan melakukan pengecekan tiket. Tak lama berselang kereta Malabar jurusan Bandung Malang pun tiba, saya langsung menuju kereta tersebut. Ternyata didalam kereta banyak juga penumpang yang hendak melakukan pendakian, hal itu dapat dilihat dari tas dan ransel yang mereka bawa.

Kondisi didalam kereta sudah penuh oleh penumpang... Mungkin dikarenakan pada minggu ini terdapat dua hari libur sehingga banyak orang khususnya mahasiswa dan pegawai yang sengaja mengambil cuti pada minggu ini... lumayan kan dengan mengambil cuti 4 hari kita bisa dapet libur selama 8 hari full....

Kereta kelas ekonomi Malabar penuh oleh para pendaki

Kereta mulai berangkat pada pukul 15.40, dengan kondisi tempat duduk yang menurut saya kurang nyaman karena senderan kursi yang tegak (maklum kelas ekonomi) saya mulai menikmati perjalanan dari Bandung menuju Kota Malang Provinsi Jawa Timur.

Tidak banyak yang dapat diceritakan pada perjalanan tersebut, selain obrolan-obrolan kecil antar sesama penumpang dan kebisingan yang diakibatkan laju kereta juga oleh rombongan pendaki di kursi sebelah yang beranggotakan lebih dari 10 orang.

Senin, 26 Mei 2014

Kurang lebih pukul 07.20 kereta tiba di Stasiun Kota Malang, sy pun mulai berkemas dan turun dari kereta..... ternyata di stasiun tersebut banyak sekali pendaki gunung dengan ransel-ransel besar di punggungnya, bahkan jika diibaratkan mungkin sebagian orang yang ada di stasiun Kota Malang pada saat itu adalah para pendaki gunung.

Di luar stasiun kondisinya tidak jauh berbeda, banyak sekali angkutan kota yang sudah penuh oleh para pendaki dengan ransel-ransel besarnya yang diikat di atas angkutan tersebut. Sy menghapiri salah satu angkutan kota yang masih kosong dan menanyakan ongkos untuk menuju Pasar Tumpang, sopir angkot itu mengatakan bahwa sy harus bergabung dengan rombongan lain supaya biayanya tidak terlalu mahal, beruntung saat itu ada rombongan dari jakarta yang berjumlah 4 orang menghampiri dan selanjutnya bergabung untuk menuju Pasar Tumpang.

Tiba di daerah Pasar Tumpang kurang lebih pukul 09.00, selanjutnya sy menuju kumpulan mobil jeep dan truk yang berada di depan Alfam*rt Pasar Tumpang, sy hampiri rombongan yang sedang memuat ransel ke atas sebuah jeep dan menanyakan apakah boleh bergabung, Alhamdulillah mereka tidak keberatan sy pun langsung menaikan ransel keatas jeep tersebut. Rombongan yg sy ikuti ini berasal dari Jakarta beranggotakan 12 orang dan dipimpin oleh Bang Ucok.

Persiapan


Ternyata saat itu hampir semua jeep dan truk yang menuju Ranupani tidak ada yang mulai jalan padahal penumpangnya sudah terisi penuh, hingga akhirnya pukul 10.50 barulah kendaraan-kendaraan yang telah penuh oleh para pendaki tersebut mulai berjalan beriringan menuju Ranupani.
Kurang lebih pukul 13.00 kami tiba di Desa Ranupani, selanjutnya bersama dengan rombongan Bang Ucok kami berjalan menuju pos pendaftaran Pendakian Gunung Semeru untuk melakukan registrasi dan mengisi SIMAKSI.

Di Pos pendaftaran kondisinya sangat ramai oleh para pendaki, sesuai dengan informasi yg diperoleh dari website bromotenggersemeru.org bahwa pendakian untuk tanggal 24-28 Mei 2014 sudah full, beruntung sy sudah melakukan booking via telfon beberapa minggu sebelumnya sehingga nama sy sudah tercatat serta mendapatkan izin pendakian hari ini dan untuk mempercepat proses pendaftaran ulang sy bergabung dengan rombongan Bang Ucok melakukan pengisian SIMAKSI.

Setelah proses administratif kami lakukan selanjutnya kami mendapat pengarahan dari Ranger Pos Ranupani mengenai ketentuan dan tata tertib selama melakukan pendakian Gunung Semeru, setelah itu kami melakukan pengecekan ulang  kelengkapan dan persiapan akhir pendakian, dan setelah menyantap makan siang  di warung sekitar pos pendaftaran kurang lebih pukul 14.40 kami mulai berjalan memasuki jalur pendakian Gunung Semeru.

Gerbang Selamat Datang


Jalur awal pendakian Gunung Semeru setelah melewati gerbang selamat datang adalah berupa jalan yang cukup luas, disebelah kanan jalan adalah berupa lahan perkebunan penduduk. Selanjutnya kita belok dan mengambil jalur sebelah kiri yang berupa jalan setapak menanjak, kita cukup mengikuti jalur tersebut untuk mencapai pos-pos berikutnya....

Jalur dari gerbang selamat datang menuju pos satu sampai pos empat sangatlah berfariasi, namun tidaklah begitu sulit karena jalurnya cukup jelas, bahkan pada pos-pos awal jalan setapak sudah dipasang pavin blok. Selepas Pos III barulah perjalanan terasa agak berat, karena terdapat jalur yg menanjak dan jaraknya cukup panjang.

Dikarenakan saat itu jalur pendakian cukup padat menyebabkan kami harus berjalan beriringan mengikuti kecepatan pendaki didepan dan karena jalan yg dilalui sempit kami pun kesulitan untuk mendahului pendaki di depan jika pendaki tersebut berjalan dengan pelan, alhasil waktu yang kami tempuh untuk tiba di Ranukumbolo menjadi lebih dari 6 jam.

Kami tiba di Ranukumbolo kurang lebih pukul 21.30 dan kondisi Ranukumbolo saat itu sangat penuh oleh tenda para pendaki sehingga kami tidak dapat memilih tempat untuk medirikan tenda... akhirnya tenda dapat didirikan dengan kondisi seadanya dan posisi yg tidak beraturan.
 

 Setelah tenda didirikan kami mulai memasak untuk makan malam... kurang lebih pukul 23.00 sy masuk tenda dan beristirahat, malam itu cuaca di Ranukumbolo sangat bersahabat dan suhu udara pun tidak terlalu dingin.

Selasa, 27 Mei 2014

Waktu menunjukkan pukul 05.00 ketika sy terbangun oleh bunyi alarm HP. walaupun masih terasa ngantuk saya mulai beranjak keluar dari tenda.... ternyata diluar kondisinya sudah agak terang dan Masya Allah..... Pemandangan Ranukumbolo pagi ini indah sekali.... tidak berhenti rasa takjub dan syukur terucap dari bibir ini....






Setelah melakukan aktifitas pagi kami mulai berkemas dan tepat pukul 10.00 kami mulai melangkah melanjutkan perjalanan menuju pos berikutnya yaitu Kalimati.

Bersama dengan Tim Bang Ucok - full tim
(jadi teringat film The 13th Warrior)

Ranukumbolo

Ranukumbolo dipenuhi tenda para pendaki

Sebelum mencapai Pos Kalimati terlebih dulu kami harus melewati Tanjakan Cinta, kemudian dilanjut dengan Oro-Oro Ombo yang cantik, Cemoro Kandang dan Jambangan.

Oro-Oro Ombo
 
Jambangan


Tiba di Kalimati kurang lebih pukul 15.00 selanjutnya saya bersama Ajie (salah seorang anggota tim Bang Ucok) langsung mencari area yg agak luas untuk mendirikan tenda, beruntung saat itu ada beberapa rombongan pendaki sedang berkemas sehingga kami mendapatkan lahan yg cukup strategis untuk mendirikan tenda rombongan kami yang berjumlah 5 tenda .
Tak lama setelah 2 tenda perintis kami dirikan anggota tim lainnya berdatangan sehingga sebelum jam 17. seluruh tenda sudah berdiri, selanjutnya setelah menyantap makanan yg dibeli dari pedagang di Cemoro Kandang sy masuk ke tenda untuk beristirahat dan menyiapkan pendakian Summit yg rencananya akan dilakukan pukul 23.00.

Pukul 22.30 sy terbangun karena keributan dari tenda sebelah, ternyata mereka sedang bersiap untuk melakukan Summit, sy pun bangun dan bergabung bersama anggota tim lainnya, ternyata tidak semua anggota tim berniat untuk muncak, hanya 9 orang yang akan melakukan summit menuju puncak Mahameru... dan 3 orang bertugas untuk menjaga tenda.

Kurang lebih pukul 23.00 kami mulai melangkah menuju Puncak Mahameru... Ternyata diperjalanan kami bertemu banyak pendaki lainnya yang juga melakukan summit, bahkan saking banyaknya pendaki yg melakukan summit jalan menuju puncak menjadi sangat padat bahkan terjadi antrian dan kemacetan dikarenakan adanya jalur yg terkena longsor sehingga menyebabkan jalur pendakian sulit untuk dilalui.

Dikarenakan padatnya jalur pendakian menyebabkan sy terpisah dari rombongan Bang Ucok... Sy tidak menyadari apakah sy yang tertinggal dari rombongan atau sy yang mendahului rombongan...

Rabu, 28 Mei 2014

Waktu sudah menunjukkan pukul 02.30 dini hari dan sy masih terjebak dalam kemacetan jalur pendakian... tidak ada ruang untuk menyusul pendaki didepan karena jalan yg kami lalui memang berupa bekas aliran lahar yang sangat sempit dan hanya bisa dilalui oleh satu orang saja...

Tidak lama berselang jalur sempit tersebut berakhir dan kami mulai memasuki jalur bekas aliran lahar yang cukup lebar...., namun tantangan di jalur ini yaitu tanah yang kita pijak berupa pasir yang jika kita injak akan merosot turun kebawah... Terbukti benar bahwa di jalur menuju Puncak Mahameru jika kita melangkah 3 langkah maka akan merosot turun 2 langkah... Hal ini menyebabkan pendakian menjadi semakin berat sehingga dibutuhkan stamina dan mental yang kuat untuk mencapai Puncak Mahameru.

Antrian yg panjang



Sudah tidak terhitung berapa kali sy beristirahat baik hanya sekedar duduk maupun merebahkan tubuh di atas pasir di pinggir jalur pendakian, namun Puncak Mahameru belum juga terlihat padahal matahari sudah muncul di ufuk timur.... sempat terbersit pikiran untuk berhenti saja dan kembali turun menuju tenda, namun pikiran tersebut segera dibuang jauh-jauh karena belum tentu dilain waktu sy mempunyai kesempatan untuk kembali mendaki Gunung Semeru....

Kurang lebih pukul 5.30 sayup-sayup terdengar teriakan kegembiraan yang berasal dari atas... ternyata setelah diamati mereka yang berteriak adalah pendaki yang telah mencapai Puncak Mahameru... sontak saja semangat dan tenaga untuk mendaki tiba-tiba mucul kembali... selang beberapa saat kemudian saya tiba di puncak tertinggi di tanah Jawa... Puncak Mahameru..... Alhamdulillah.....




Kondisi di Puncak sangat ramai oleh para Pendaki yang sudah terlebih dahulu tiba, sy segera berkeliling untuk mencari Bang Ucok beserta timnya, namun ternyata mereka tidak ada... justru sy bertemu dengan rombongan dari Jakarta yang bersama-sama naik angkot dari Stasiun Kereta Kota Malang menuju Pasar Tumpang dan rombongan lain yang satu kereta dari Bandung....

Cuaca di Puncak Mahameru sangatlah dingin, hal ini dikarenakan hembusan angin yang cukup kencang.... Sy berniat untuk menunggu Tim Bang Ucok dipuncak ini, namun dikarenakan dinginnya cuaca sy hanya mampu bertahan kurang lebih 30 menit saja... Selanjutnya pukul 06.30 sy memutuskan untuk turun menuju Tenda sambil berharap bertemu dengan rombongan tersebut diperjalanan.

Diperjalanan masih banyak pendaki yang sedang berusaha untuk mencapai Puncak Mahameru, tapi kebanyakan dari mereka menggunakan jalur di pinggiran jalur pasir yg tadi saya gunakan untuk naik... Seandainya sy tau ada jalur itu pasti saya akan menggunakan jalur tersebut, karena sy lihat di jalur tersebut mereka tidak menginjak lautan pasir yang akan melorot jika diinjak, melainkan menginjak pasir yg cukup keras...yah... namanya juga pendakian malam... kita tidak dapat melihat dan memilih jalur pendakian dengan jelas.... :(

Perjalanan turun dari Puncak Mahameru jauh berbeda dengan ketika naik, untuk turun kita hanya tinggal sedikit melangkah dan pasir yang kita pijak akan merosot turun sehingga perjalanan menjadi menyenangkan, seperti bermain prosotan... namun kita harus tetap hati-hati, karena di jalur berpasir tersebut banyak bertebaran batu yang jika kita salah menginjak batu tersebut akan jatuh kebawah...

Sebelum tiba di daerah Cemoro Tunggal sy mendengar teriakan dari arah puncak mahameru, semakin lama semakin banyak orang yang berteriak "batu-batu.... awas batu..." dan ketika sy menengok ke atas terlihat sebuah batu besar kurang lebih berdiameter satu meter sedang menggelinding turun kebawah melalui jalur para pendaki... sy melihat para pendaki berlarian menghindari batu tersebut... dan kecepatan turunnya batu itu semakin lama semakin kencang... Jantung sy seakan berhenti berdegub melihat cepatnya batu tersebut menggelinding... segera sy berlari kearah sisi kiri dimana terdapat cerukan yang agak dalam sambil terus memperhatikan kearah mana batu itu akan menggelinding.... Beruntung beberapa puluh meter sebelum posisi sy berada batu tersebut berbelok arah ke sebelah kanan jatuh kedalam bekas aliran lahar dan berhenti disana............
Beberapa detik setelah tragedi jatuhnya batu tersebut kondisi sekitar menjadi senyap............ Hanya terlihat gumpalan debu sisa jatuhnya batu dan suara angin yang berhembus.......... Para pendaki yang sedang  naik maupun turun semuanya terdiam... seakan-akan seseorang telah menekan tombol "PAUSE..........."

Setelah beberapa saat barulah semua orang terlihat kembali bergerak.... Sy mendengar informasi bahwa tidak ada korban pada kejadian tersebut, namun akibat dari kejadian itu banyak pendaki yang membatalkan niatnya untuk menuju Puncak Mahameru....

Kurang lebih pukul 09.00 sy tiba di Kalimati... sebelum menuju tenda sy membeli nasi bungkus yg dijual oleh pedagang di dekat selter Kalimati, sy berpikir daripada cape masak lebih baik langsung makan nasi bungkus saja walaupun dengan kondisi nasi dan lauk nya yang sudah dingin...

Setibanya di tenda sy tidak melihat Tim Bang Ucok yang tadi malam muncak bareng ... dan disana ada 4 orang yg sedang beristirahat dalam tenda... Ternyata tadi malam salah seorang anggota tim batal untuk muncak dan dia kembali turun ke tenda... setelah berbincang-bincang sy pun masuk kedalam tenda untuk beristirahat karena kelelahan pasca muncak.

Kurang lebih pukul 11.00 sy terbangun karena kedatangan anggota rombongan yang baru muncak, terlihat kondisi mereka sangat kelelahan... dan dikarenakan persediaan air mereka hanya tinggal satu jerigen sy berinisyatif mengambil air di mata air Sumber Mani yang jaraknya cukup jauh..., perlu satu jam untuk pulang-pergi mengambil air... oleh karenanya sy membawa 2 dua jerigen kosong untuk diisi.

Mata Air Sumber Mani

Setelah beristirahat dan menyantap makan siang bersama sy mulai berkemas untuk perjalanan kembali ke Ranukumbolo, sedangkan Tim Bang Ucok memutuskan untuk tinggal 1 malam lagi di Kalimati. Kurang lebih pukul 14.00 sy melangkahkan kaki meninggalkan Bang Ucok cs untuk kembali menuju Ranukumbolo.... Sedih rasanya meninggalkan mereka..., para pemuda yang begitu bersemangat untuk mendaki walaupun dengan perlengkapan seadanya......... Tapi apa mau dikata, sy harus segera kembali untuk menyelesaikan target berikutnya...

Tiba di Ranukumbolo kurang lebih jam 16.30... sy segera mencari tempat untuk mendirikan tenda, beruntung kali ini tidak sulit untuk mendapatkan lahan yang bagus karena tenda sy cukup kecil sehingga bisa ditempatkan di area yg sempit.

Ranukumbolo sore itu agak berkabut sehingga tidak banyak kegiatan yang dapat dilakukan, para pendaki kebanyakan hanya duduk-duduk didepan tenda sambil minum kopi.... saya pun demikian, setelah tenda berdiri sy hanya duduk bersantai memandangi Ranukumbolo sambil menikmati segelas susu hangat..... Pukul 18.00 sy masuk ke dalam tenda dan kurang lebih pukul 19.30 sy mulai tertidur dengan nyenyaknya....

Ranukumbolo yg berkabut

Kamis, 29 Mei 2014

Pukul 05.30 sy terbangun dari tidur... sy rasa selama melakukan kegiatan pendakian gunung baru kali ini sy tertidur dengan nyenyaknya.... sehingga ketika bangun badan terasa sangat segar dan bersemangat, namun sayang ketika keluar dari tenda kondisi Ranukumbolo sangat berkabut, sehingga momen sunrise kali ini tidak sy dapatkan, beruntung momen sunrise sudah sy dapatkan dua hari yang lalu.

Setelah melakukan aktifitas pagi sy mulai berkemas untuk persiapan perjalanan selanjutnya yaitu menuju Ranupane dan dilanjutkan ke Desa Ngadas)*.... pukul 10.00 sy mulai melangkahkan kaki meninggalkan Ranukumbolo...... Berat rasanya kaki ini melangkah meninggalkan Ranukumbolo dengan segala keindahannya....

Suatu hari nanti aku harus kembali..., menikmati keindahan alammu... menikmati pesona keindahan Ranukumbolo....




Catatan :
)* Setelah melakukan Pendakian Gunung Semeru sy melanjutkan perjalanan menuju Gunung Bromo, dan  Desa Ngadas adalah tempat saya menginap di rumah penduduk setempat (homestay) yang merupakan titik awal keberangkatan menuju Gunung Bromo.


Tags : Pendaki, Gunung, Pendaki Gunung, Mendaki Gunung, Gunung Semeru, Mendaki Gunung Semeru, Pendakian Gunung Semeru, mendaki sendiri, pendaki solo, pendakian solo.



Terima kasih untuk :
- Allah SWT.
- Istri dan anak2ku yang selalu mendo'a-kan.
- Ranukumbolo dengan sejuta pesona keindahannya, Oro-Oro Ombo yang cantik, Cemoro Kandang, Jambangan, dan Kalimati dengan Mata Air Sumber Mani yang sangat menyegarkan... Tidak lupa Puncak Mahameru dengan kegagahannya.
- Rekan Pendaki dari Jakarta : Bang Ucok, Jaya, Faz, Yudi, Arif, Tulus, Eko, Ilham, Taufik, Heru, Gilang dan Ajie-yang selalu berjalan bersama.
- Pak Tuangkat dan Pak Toni (Pos Pendaftaran Pendakian TNBTS).

Keterangan mengenai TNBTS bisa dilihat di website bromotenggersemeru.org

Senin, 17 Februari 2014

Pendakian Gunung Ciremai




Sabtu, 23 Nopember 2013



Waktu menunjukkan jam 01.00 WIB. Ketika terdengar teriakan “Cikijing-Cikijing”… Akhirnya… setelah mengunggu kurang lebih 30 menit datang juga angkutan umum ‘minibus Elf’ jurusan Bandung-Cikijing, tanpa membuang waktu saya langsung menaiki angkutan tersebut… Selanjutnya minibus elf itu melaju meninggalkan Terminal Leuwipanjang dan berkeliling ke beberapa Pasar di Kota Bandung untuk mencari & menjemput penumpang. Kurang lebih jam 03.00 minibus elf tersebut mulai memasuki tol Padaleunyi menuju Cileunyi dan melesat menuju Cikijing Kabupaten Majalengka.

Kurang lebih jam 05.00 saya tiba di Terminal Maja, begitu turun seorang tukang ojek langsung menghampiri dan menawarkan jasanya untuk mengantar ke Buper Berod yaitu titik awal Pendakian Gunung Ciremai melalui Jalur Apuy, saya tidak menolak tapi saya katakan padanya bahwa saya harus membeli sarapan terlebih dahulu… Tukang ojek itu langsung menunjukan sebuah warung makan yang berada di tengah terminal tersebut.

Sepiring nasi kuning lengkap telah habis disantap, selanjutnya dengan menggunakan jasa ojek tadi saya mulai melaju menuju Pos I Jalur Pendakian Gunung Ciremai, namun sebelum tiba di pos tersebut terlebih dahulu sy melakukan registrasi dan mengisi Simaksi di pos pendaftaran pendakian. Pada awalnya petugas jaga tidak memberikan izin pendakian karena saya hanya seorang diri, tetapi setelah diyakinkan dan setelah mereka memeriksa perlengkapan yang saya bawa akhirnya izinpun diberikan dengan catatan khusus tentunya…

Jam 6.25 saya tiba di Pos I-Buper Berod, kondisinya masih sepi, tidak seorangpun terlihat di tempat itu, padahal menurut informasi setiap akhir pekan tempat itu selalu ramai oleh pengunjung yang hendak berwisata ke Air Terjun Muara Jaya yang posisinya berada disekitar Buper Berod.






Setelah puas menikmati pemandangan di pos ini saya mulai melangkah menuju jalur pendakian yang posisinya berada di sebelah kiri. Jalur pendakian ini berupa jalan setapak dan kondisinya masih mendatar, setelah melewati jembatan kayu barulah jalur pendakian mulai menanjak. Vegetasi tumbuhan di sepanjang jalur Pos 1 menuju Pos 2 ini berupa semak belukar dan pohon pinus.

Kurang lebih jam 07.20 sy tiba di Pos 2 – Arban. Di Pos ini terdapat bangunan yang cukup luas dan dapat digunakan untuk berteduh atau beristirahat, sayangnya kondisi di dalam bangunan tersebut kotor oleh sampah yang mungkin ditinggalkan oleh para pendaki. Di pos ini saya beristirahat kurang lebih 10 menit.



Di jalur berikutnya antara Pos 2 menuju Pos 3 saya mulai memasuki vegetasi hutan yang cukup rapat, dan karena hari masih pagi serta cuaca mendung suasana di hutan pun agak gelap, terkadang jalan terlihat jelas namun sesekali kabut yang terbawa angin cukup mengurangi jarak pandang.
Suasana pagi yang masih sepi ini terasa sangat menenangkan… udara yang sejuk, kicau burung dan angin yang berhembus membawa gumpalan kabut membuat perjalanan ini semakin mengasikan…




Jam 8.21 saya tiba di Pos III – Tegal Masawa. Suasana masih dingin dan berkabut, namun tubuh ini sudah basah bermandikan keringat. Tak ada seorangpun yang terlihat, tak ada gelak tawa ataupun obrolan para pendaki, yang terdengar hanyalah kicauan burung dan bisikan angin yang berhembus… sungguh tenang dan damai terasa …..




Setelah sejenak berhenti di Pos 3 perjalanan pun dilanjutkan…, jalur antara Pos 3 dan Pos 4 relatif sama dengan jalur dari Pos 2 ke Pos 3 yaitu hutan yang cukup rapat oleh pepohonan yang sebagian sudah di tutupi lumut yang berwarna hijau… Sebelum tiba di Pos 4 terlebih dulu saya tiba di tanah datar yang cukup luas dan di atas pohon terdapat papan yang bertuliskan Pos III…, bukannya Pos 3 sudah saya lewati… mungkin ini kesalahan penempatan nama pos…




Jam 10.10 saya tiba di Pos IV – Tegal Jamuju, di pos ini saya beristirahat cukup lama, dan untuk menambah tenaga saya makan cemilan yang sudah disiapkan dari rumah. Setelah menghabiskan satu bungkus cemilan saya pun melanjutkan perjalanan…. Jalur dari Pos 4 menuju Pos 5 kondisinya agak sedikit terbuka, bahkan di beberapa tempat kita bisa memandang ke arah puncak dan ke arah kaki gunung. Beberapa batang pohon yang tumbang pun sempat menghalangi jalur pendakian, namun hal tersebut tidak terlalu menyulitkan.




Jam 11.20 tibalah saya di Pos V – Sanghyang Rangkah, pos ini adalah pos yang paling luas dibandingkan dengan pos-pos sebelumnya, di pos ini kita bukan hanya mendengar kicauan burung, tapi kita pun dapat melihat burung-burung tersebut berloncatan di ranting pohon.
Di pos ini kembali saya beristirahat cukup lama sambil mendengar dan melihat burung berloncatan serta menikmati belaian angin.




Perjalananpun dilanjutkan, selepas Pos 5 jalur yang dilewati mulai terbuka, tumbuhan yang mendominasi adalah semak belukar, tidak banyak terdapat pohon yang tinggi namun kita dapat menemukan banyak pohon yang tidak berdaun dan sebagian berwarna kehitaman seperti bekas terbakar, selain itu di jalur ini pun kita dapat menemukan pohon eidelwies. Sebelah kiri jalan setapak yang dilewati adalah berupa lembah, dan diatas pohon di dasar lembah tersebut saya melihat beberapa ekor monyet (lutung) berlarian masuk ke dalam rimbunnya pepohonan.

Sinar matahari yang mulai terik membuat pendakian ini semakin terasa berat hingga membuat saya harus berhenti melangkah setiap beberapa menit berjalan, bahkan di satu tempat dibawah pohon yang cukup rindang saya sempat beristirahat cukup lama karena kelelahan. Selanjutnya saya mulai memasuki jalur berupa bebatuan dan beberapa saat kemudian tibalah saya di persimpangan dimana terdapat penunjuk arah… ternyata ini adalah pertemuan antara jalur Apuy dengan jalur Palutungan.





Di jalur ini saya bertemu dengan 4 orang pendaki yang sedang beristirahat, mereka berasal dari Jakarta dan mendaki melalui jalur Palutungan. Setelah bertukar informasi saya melanjutkan perjalanan, jalan yang dilewati adalah berupa bekas aliran lahar beku dengan kemiringan kurang lebih 450,  kurang lebih jam 13.20 tibalah saya di sebuah tempat terbuka yang cukup luas dan terdapat plang bertuliskan Pos VI – Goa Walet.




Di Pos VI ini saya bertemu dengan rombongan pendaki lain yang berasal dari Bandung. Kami berbincang cukup lama sambil beristirahat melepas lelah, ternyata mereka naik sejak hari kemarin melalui jalur Apuy. Tidak lama kemudian datanglah rombongan pendaki yang tadi saya lewati dan mereka pun bergabung bersama kami. Setelah beristirahat cukup lama saya mulai mengeksploitasi daerah tersebut, dan ketika sedang berkeliling dari kejauhan terlihat dua orang pendaki sedang turun dari puncak Gunung Ciremai. Saya menghampiri kedua orang tersebut dan bertukar informasi tentang kondisi puncak Ciremai, dikatakan oleh dua orang tersebut bahwa puncak dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 20 menit tetapi kondisi puncak saat ini sangat berkabut, sehingga tidak disarankan untuk naik ke puncak sekarang.

Berdasarkan informasi tersebut, saya putuskan untuk menggelar tenda di Pos VI ini dan setelah melihat kondisi sekitar saya bersama dengan rombongan pendaki dari Jakarta memutuskan untuk memasang tenda agak turun kebawah di sebelah kanan Pos VI dengan pertimbangan jika terjadi hujan badai maka kami akan sedikit terlindungi oleh rimbunnya pohon eidelwies, sedangkan rombongan dari Bandung mendirikan tenda tepat di Pos VI.



Setelah tenda terpasang, bersama dengan rombongan dari Jakarta kami menuju Goa Walet yang berada beberapa meter di bawah Pos VI. Kondisi Goa Walet saat ini sangat basah oleh tetesan air dari langit-langit goa dan dari mata air yang terdapat didalam goa, hal ini terjadi karena saat ini sudah memasuki musim hujan, dan menurut informasi yang saya dapat dari Mbah Google jika musim kemarau mata air di goa ini kering dan tidak ada tetesan air dari langit goa.



Tidak terasa waktu sudah menunjukan jam 17.00, angin bertiup cukup kencang dan kabut menutupi wilayah ini sehingga jarak pandang menjadi sangat terbatas, beruntung saya mendirikan tenda terlindungi oleh rimbunnya pohon eidelwies sehingga angin tidak secara langsung bertiup ke arah tenda. Setelah menikmati makan malam dan segelas susu hangat saya pun masuk kedalam tenda untuk beristirahat.

Kurang lebih jam 20.00 terdengar suara obrolan yang cukup ramai dari Pos VI, dan setelah dilihat ternyata ada rombongan pendaki yang baru datang, mereka berasal dari Jakarta dan beranggotakan 21 orang, suasana yang tenang pun berubah menjadi ramai... :(


Minggu, 24 Nopember 2013

Waktu menunjukan jam 04.50 ketika saya terbangun oleh bunyi alarm dari HP. Sayapun langsung bersiap untuk melakukan pendakian ke puncak Ciremai. Dengan berbekal sebotol air minum bersama dengan rombongan dari Jakarta kami mendaki menuju puncak Ciremai, dan kurang lebih jam 05.20 kami tiba di Puncak Gunung Ciremai… Alhamdulillah



Suasana di puncak saat itu sangatlah dingin, angin bertiup cukup kencang dan kabut menutupi pandangan sehingga kita tidak dapat melihat ke arah kawah, suhu udara saat itu mencapai 90C. Selanjutnya kami berlima berjalan di bibir kawah ke arah kanan menuju jalur pendakian Linggarjati, dan ternyata suasana puncak di jalur pendakian Linggarjati lebih cerah sehingga kita dapat melihat dan memandang ke arah kawah dan sekelilingnya. Sungguh indah sekali… Di Puncak Ciremai saya bertemu dengan banyak pendaki lain, ada yang naik melalui Apuy, Palutungan maupun Linggarjati.




Setelah menikmati suasana Puncak Ciremai, kurang lebih jam 09.00 kami turun ke tenda masing-masing dan setelah menikmati sarapan saya pun mulai berkemas. Tepat pukul 10.00 saya berpamitan kepada rombongan dari Jakarta dan mulai perjalanan turun melalui jalur yang sama ketika naik yaitu jalur Apuy..., kembali menikmati kesendirian… berjalan menyusuri indahnya hutan Taman Nasional Gunung Ciremai… 



....suatu saat nanti aku akan kembali untuk menikmati indahnya alammu… indahnya Puncak Ciremai, indahnya Hutan Taman Nasional Gunung Ciremai….




Tags : Pendaki, Gunung, Pendaki Gunung, Mendaki Gunung, Gunung Ciremai, Mendaki Gunung Ciremai, jalur apuy, Pendakian Gunung Ciremai, mendaki sendiri, pendaki solo.

Terima kasih untuk :
- Allah SWT.
- Istri dan anak2ku yang selalu mendo'a-kan.
- Gunung Ciremai dengan keindahan alamnya.
- Rekan Pendaki dari Jakarta.
- Kang Adang dan Kang Wawan (Pos Pendaftaran Pendakian TNGC Jalur Apuy).


Catatan :
- Jalur Pendakian Gunung Ciremai jalur Apuy ini cukup menantang, jadi siapkanlah fisik dan mental.
- Sumber air ada di Pos I-Buper Berod dan di Pos VI-Goa Walet(jika musim hujan).
- Jangan merusak hutan dan jangan lupa agar sampah dibawa kembali.

Contak Person di Pos Pendaftaran Jalur Apuy: Kang Adang 085324965044, Kang Wawan 085323389885