Kamis, 09 Januari 2014

Pendakian Gunung Rakutak - 2





Puncak 2 Gunung Rakutak berupa lahan datar di puncak gunung yang kira-kira dapat menampung 3 buah tenda, Sisi sebelah tenggara berupa lembah yang berseberangan dengan gunung Kamojang dan sisi sebelah barat daya adalah hamparan kota di Bandung Selatan. Setelah melihat kondisi sekitar saya memutuskan untuk mendirikan tenda di tempat ini... Setelah tenda berdiri dengan posisi pintu belakang menghadap ke arah hamparan kota di Bandung Selatan saya mulai beristirahat sambil menikmati pemandangan lampu-lampu kota. Sungguh indah sekali... deretan lampu yang tersebar seperti titik-titik cahaya bintang....



Tidak terasa waktu sudah menunjukan jam 20.00 dan perut mulai terasa keroncongan, sayapun membuka perbekalan..., segelas susu hangat dan beberapa potong sosis siap makan menjadi menu makan malam ini, saya tidak memasak makanan berat karena melihat kondisi perbekalan air yang dirasa tidak akan mencukupi. Menikmati makan malam sambil memandang hamparan lampu kota sungguh mengasyikan...

Tak lama kemudian angin berhembus agak kencang, beruntung angin datang dari arah depan tenda sehingga tidak masuk ke dalam tenda karena hanya pintu belakang tenda yang saya buka…., akan tetapi semakin lama angin berhembus semakin kencang hingga membuat tenda bergoyang. Timbul kekhawatiran jika tenda terbawa angin…, tapi saya meyakinkan diri bahwa hal tersebut tidak akan terjadi dan untuk memastikannya sesekali saya mengecek kondisi pasak di sekeliling tenda.

Kurang lebih jam 10.30 angin mulai berhenti berhembus ke arah tenda, tiupan angin masih terdengar keras di arah lembah sebelah tenggara, saya bernafas lega dan mulai merebahkan badan untuk beristirahat…

Belum lama rasanya mata ini terpejam ketika dari arah luar tenda terdengar suara langkah-langkah kecil. Saya memperkirakan bahwa itu adalah langkah hewan, mungkin saja kucing hutan atau anjing liar. Terdengar hewan tersebut berjalan mengelilingi tenda bahkan di tempat saya menyimpan sampah bekas makanan hewan tersebut mengais ke arah tenda dimana plastik sampah tersebut disimpan… Saya langsung mengambil kayu dan memukulkannya ke arah tersebut… Terdengar hewan itu berlari menjauhi tenda. Saya ambil plastik sampah tadi dan mengikat ujung atasnya dengan keras karena saya yakin hewan tersebut datang karena mencium bau makanan yang berasal dari plastik sampah tersebut.
Setelah kejadian itu tidak terdengar lagi suara lain selain suara angin bertiup di dasar lembah. Sayapun berbaring kembali dan mulai tertidur ….


10 November 2013

Waktu menunjukan jam 05.15 ketika saya terbangun pagi itu dan temperatur suhu menunjukan angka 18,60C tidak terlalu dingin bahkan dibandingkan dengan kampung istriku masih lebih dingin disana.


Suasana pagi itu sangat berkabut dan angin masih berhembus kencang di dasar lembah, saya berharap mudah-mudahan dengan terbitnya matahari kabut akan menghilang. Setelah menunggu beberapa lama ternyata kabut belum juga hilang, sehingga momen matahari terbit tidak saya dapatkan dengan sempurna.


Pandangan saya tujukan ke arah jalan menuju Puncak Utama Gunung Rakutak, saya berniat untuk melihat matahari terbit dari sana, tetapi sayang kabut masih menutupi jalur tersebut. Akhirnya saya kembali masuk ke dalam tenda dan mulai memasak untuk sarapan pagi.


Setelah sarapan, dengan ditemani segelas minuman hangat saya duduk diluar tenda sambil menikmati suasana puncak Gunung Rakutak, Subhanallah… indah sekali…..... Tiba-tiba sayup-sayup terdengar suara obrolan dan teriakan orang dari jalur yang sama yang saya lewati tadi malam, dan benar saja tak lama berselang datanglah serombongan pendaki yang berjumlah 7 orang, kami saling bertegur sapa... saya bertanya dari mana asalnya dan berangkat jam berapa? Ternyata mereka berasal dari Bandung dan mulai berangkat kira-kira jam 4 subuh.

Rombongan ini sengaja naik tadi subuh untuk mengejar pagi di puncak Rakutak, mereka akan melaksanakan upacara peringatan Hari Pahlawan tanggal 10 November di Puncak Gunung Rakutak. Sungguh luar biasa semangat dan idealisme mereka… dan ketika mereka mengajak saya untuk ikut upacara di Puncak Utama Gunung Rakutak saya langsung mengiyakan dan segera berkemas untuk segera naik menuju puncak utama.

Dikarenakan harus berkemas membereskan tenda dan perlengkapan lainnya saya mempersilahkan mereka untuk naik terlebih dahulu ke puncak utama, rombongan itu pun mengiyakan dan mereka melangkah menuju puncak utama.

Kurang lebih jam 08.00 saya selesai mengemas barang dan mulai melangkah menuju jalur puncak utama Gunung Rakutak. Jalur yang akan saya lewati yaitu berupa punggung gunung selebar kurang dari satu meter dimana sebelah kanan dan kiri jalan merupakan jurang yang sangat dalam, jalur ini sering disebut jalur Shiratalmustakim.
 


Saya mulai melangkah dengan hati-hati, berjalan dengan beban carrier di punggung dan hembusan angin yang masih cukup kencang membuat jantung ini berdegub keras. Sempat terlintas dalam pikiran bagaimana jadinya jika jatuh ke jurang kiri atau kanan… astagfirullahhalaziim… saya segera membuang pikiran itu jauh-jauh dan kembali fokus melangkah…

Jalur Shiratalmustakim ini ternyata tidak hanya lurus mendatar saja, akan tetapi terkadang kita harus meloncat atau naik diatas bebatuan dengan kondisi kanan dan kiri berupa jurang, kehati-hatian sangat diutamakan dalam melalui jalur ini.

Setelah melalui tanjakan yang cukup curam akhirnya saya tiba di Puncak Utama Gunung Rakutak… Alhamdulillah..... Ternyata disana sudah berdiri dua buah tenda, penghuninya sedang berbincang dengan rombongan yang baru saja tiba. Kami saling bertegur sapa, rombongan pendaki ini berasal dari Jakarta dan tiba di puncak kemarin sore. Kami berbincang cukup lama, sayapun sempat berkeliling di sekitar puncak dan menikmati pemandangan sekeliling gunung.






Upacara Peringatan Hari Pahlawan


Kurang lebih pukul 10.30 tenda-tenda sudah dibereskan, kami mulai bersiap untuk melaksanakan Upacara Peringatan Hari Pahlawan..... Pada pelaksanaan upacara tersebut saya ditunjuk untuk menjadi pembina upacara, sedangkan pemimpin upacara diserahkan kepada Ivan salah seorang anggota rombongan dari Bandung.
Walaupun diselenggarakan dengan sederhana namun upacara dapat terlaksana dengan khidmat.



 





Setelah melaksanakan upacara kami berkemas dan mulai turun untuk kembali pulang.

Selesai.





Tags : Pendaki, Pendaki Gunung, Gunung, Gunung Rakutak, Pendakian Gunung Rakutak, Upacara, Upacara di Gunung, Upacara Hari Pahlawan, pendaki solo, mendaki sendiri


Terima kasih untuk :
- Allah SWT.
- Istri dan anak2ku yang selalu mendo'a-kan.
- Gunung Rakutak dengan "Jalur Shiratalmustakim".
- Rekan Pendaki dari Indonesia Adventure (Kang Ozynk dan Kang Deni), dari Jakarta dan Ivan CS.
- Kang Agus (Ranger di Pos HIMPALA Gunung Rakutak).


Catatan :
- Jalur Pendakian Gunung Rakutak ini cukup menantang, jadi siapkanlah fisik dan mental.
- Di Gunung tidak ada sumber air.
- Jika hujan turun jalur akan sangat licin, direkomendasikan untuk memakai sepatu boot.
- Jangan merusak hutan dan jangan lupa agar sampah dibawa kembali.

Contak Person di Pos HIMPALA Rakutak: Kang Agus 085315648312