Puncak 2 Gunung Rakutak berupa
lahan datar di puncak gunung yang kira-kira dapat menampung 3 buah tenda, Sisi
sebelah tenggara berupa lembah yang berseberangan dengan gunung Kamojang dan
sisi sebelah barat daya adalah hamparan kota di Bandung Selatan. Setelah
melihat kondisi sekitar saya memutuskan untuk mendirikan tenda di tempat ini...
Setelah tenda berdiri dengan posisi pintu belakang menghadap ke arah hamparan
kota di Bandung Selatan saya mulai beristirahat sambil menikmati pemandangan
lampu-lampu kota. Sungguh indah sekali... deretan lampu yang tersebar seperti
titik-titik cahaya bintang....
Tidak terasa waktu sudah menunjukan
jam 20.00 dan perut mulai terasa keroncongan, sayapun membuka perbekalan...,
segelas susu hangat dan beberapa potong sosis siap makan menjadi menu makan
malam ini, saya tidak memasak makanan berat karena melihat kondisi perbekalan
air yang dirasa tidak akan mencukupi. Menikmati makan malam sambil memandang hamparan lampu kota sungguh mengasyikan...
Tak
lama kemudian angin berhembus agak kencang, beruntung angin datang dari arah depan
tenda sehingga tidak masuk ke dalam tenda karena hanya pintu belakang tenda
yang saya buka…., akan tetapi semakin lama angin berhembus semakin kencang
hingga membuat tenda bergoyang. Timbul kekhawatiran jika tenda terbawa angin…,
tapi saya meyakinkan diri bahwa hal tersebut tidak akan terjadi dan untuk
memastikannya sesekali saya mengecek kondisi pasak di sekeliling tenda.
Kurang
lebih jam 10.30 angin mulai berhenti berhembus ke arah tenda, tiupan angin
masih terdengar keras di arah lembah sebelah tenggara, saya bernafas lega dan
mulai merebahkan badan untuk beristirahat…
Belum
lama rasanya mata ini terpejam ketika dari arah luar tenda terdengar suara
langkah-langkah kecil. Saya memperkirakan bahwa itu adalah langkah hewan,
mungkin saja kucing hutan atau anjing liar. Terdengar hewan tersebut berjalan
mengelilingi tenda bahkan di tempat saya menyimpan sampah bekas makanan hewan
tersebut mengais ke arah tenda dimana plastik sampah tersebut disimpan… Saya
langsung mengambil kayu dan memukulkannya ke arah tersebut… Terdengar hewan itu berlari
menjauhi tenda. Saya ambil plastik sampah tadi dan mengikat ujung atasnya
dengan keras karena saya yakin hewan tersebut datang karena mencium bau makanan
yang berasal dari plastik sampah tersebut.
Setelah
kejadian itu tidak terdengar lagi suara lain selain suara angin bertiup di
dasar lembah. Sayapun berbaring kembali dan mulai tertidur ….
10
November 2013
Waktu
menunjukan jam 05.15 ketika saya terbangun pagi itu dan temperatur
suhu menunjukan angka 18,60C tidak terlalu dingin bahkan
dibandingkan dengan kampung istriku masih lebih dingin disana.
Suasana
pagi itu sangat berkabut dan angin masih berhembus kencang di dasar lembah, saya berharap mudah-mudahan dengan terbitnya matahari kabut akan menghilang.
Setelah menunggu beberapa lama ternyata kabut belum juga hilang, sehingga momen
matahari terbit tidak saya dapatkan dengan sempurna.
Pandangan saya tujukan ke arah jalan menuju Puncak Utama Gunung Rakutak, saya berniat untuk melihat matahari terbit dari sana, tetapi sayang kabut masih menutupi jalur tersebut. Akhirnya saya kembali masuk ke dalam tenda dan mulai memasak untuk sarapan pagi.
Setelah sarapan, dengan
ditemani segelas minuman hangat saya duduk diluar tenda sambil menikmati
suasana puncak Gunung Rakutak, Subhanallah…
indah sekali…..... Tiba-tiba sayup-sayup terdengar suara obrolan dan teriakan orang
dari jalur yang sama yang saya lewati tadi malam, dan benar saja tak lama
berselang datanglah serombongan pendaki yang berjumlah 7 orang, kami saling
bertegur sapa... saya bertanya dari mana asalnya dan berangkat jam
berapa? Ternyata mereka berasal dari Bandung dan mulai berangkat kira-kira jam
4 subuh.
Rombongan
ini sengaja naik tadi subuh untuk mengejar pagi di puncak Rakutak, mereka akan
melaksanakan upacara peringatan Hari Pahlawan tanggal 10 November di Puncak
Gunung Rakutak. Sungguh luar biasa semangat dan idealisme mereka… dan
ketika mereka mengajak saya untuk ikut upacara di Puncak Utama Gunung Rakutak saya
langsung mengiyakan dan segera berkemas untuk segera naik menuju puncak utama.
Dikarenakan
harus berkemas membereskan tenda dan perlengkapan lainnya saya mempersilahkan
mereka untuk naik terlebih dahulu ke puncak utama, rombongan itu pun mengiyakan dan
mereka melangkah menuju puncak utama.
Kurang
lebih jam 08.00 saya selesai mengemas barang dan mulai melangkah menuju jalur
puncak utama Gunung Rakutak. Jalur yang akan saya lewati yaitu berupa punggung
gunung selebar kurang dari satu meter dimana sebelah kanan dan kiri jalan
merupakan jurang yang sangat dalam, jalur ini sering disebut jalur Shiratalmustakim.
Setelah melalui
tanjakan yang cukup curam akhirnya saya tiba di Puncak Utama Gunung Rakutak… Alhamdulillah.....
Ternyata disana sudah berdiri dua buah tenda, penghuninya sedang berbincang dengan rombongan yang baru saja tiba. Kami
saling bertegur sapa, rombongan pendaki ini berasal dari Jakarta dan tiba di puncak kemarin sore. Kami berbincang cukup lama, sayapun sempat berkeliling di sekitar puncak dan menikmati pemandangan sekeliling gunung.
Saya
mulai melangkah dengan hati-hati, berjalan dengan beban carrier di punggung dan
hembusan angin yang masih cukup kencang membuat jantung ini berdegub keras.
Sempat terlintas dalam pikiran bagaimana jadinya jika jatuh ke jurang kiri atau
kanan… astagfirullahhalaziim… saya
segera membuang pikiran itu jauh-jauh dan kembali fokus melangkah…
Jalur
Shiratalmustakim ini ternyata tidak
hanya lurus mendatar saja, akan tetapi terkadang kita harus meloncat atau naik
diatas bebatuan dengan kondisi kanan dan kiri berupa jurang, kehati-hatian
sangat diutamakan dalam melalui jalur ini.
Upacara Peringatan Hari Pahlawan
Kurang lebih pukul 10.30 tenda-tenda sudah dibereskan, kami mulai bersiap untuk melaksanakan Upacara Peringatan Hari Pahlawan..... Pada pelaksanaan upacara tersebut saya ditunjuk untuk menjadi pembina upacara, sedangkan pemimpin upacara diserahkan kepada Ivan salah seorang anggota rombongan dari Bandung.
Walaupun diselenggarakan dengan sederhana namun upacara dapat terlaksana dengan khidmat.
Setelah melaksanakan upacara kami berkemas dan mulai turun untuk kembali pulang.
Selesai.
Tags : Pendaki, Pendaki Gunung, Gunung, Gunung Rakutak, Pendakian Gunung Rakutak, Upacara, Upacara di Gunung, Upacara Hari Pahlawan, pendaki solo, mendaki sendiri
Terima kasih untuk :
- Allah SWT.
- Istri dan anak2ku yang selalu mendo'a-kan.
- Gunung Rakutak dengan "Jalur Shiratalmustakim".
- Rekan Pendaki dari Indonesia Adventure (Kang Ozynk dan Kang Deni), dari Jakarta dan Ivan CS.
- Kang Agus (Ranger di Pos HIMPALA Gunung Rakutak).
Catatan :
- Jalur Pendakian Gunung Rakutak ini cukup menantang, jadi siapkanlah fisik dan mental.
- Di Gunung tidak ada sumber air.
- Jika hujan turun jalur akan sangat licin, direkomendasikan untuk memakai sepatu boot.
- Jangan merusak hutan dan jangan lupa agar sampah dibawa kembali.
Contak Person di Pos HIMPALA Rakutak: Kang Agus 085315648312